Kamis, 23 Februari 2023

7 Penyakit yang Ditularkan Kucing ke Manusia: Mitos atau Fakta?

Kucing adalah hewan peliharaan yang populer di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Kucing yang sehat dapat memberikan manfaat kesehatan fisik dan mental bagi pemiliknya, seperti mengurangi stres dan meningkatkan mood. Namun, ada beberapa mitos yang beredar bahwa kucing dapat menularkan penyakit berbahaya kepada manusia. Apakah benar demikian?

penyakit kucing
Ilustrasi kucing. Sumber : Photo by Gema Saputera on Unsplash


Dalam artikel ini, kami akan membahas 7 penyakit yang sering dikaitkan dengan kucing dan apakah benar dapat ditularkan ke manusia atau tidak.

Toxoplasmosis

Toxoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Kucing adalah salah satu inang utama parasit ini dan dapat membawa parasit dalam tinja mereka. Namun, kebanyakan orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun. Risiko terinfeksi lebih tinggi bagi wanita hamil atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Rabies

Rabies adalah penyakit virus yang dapat menyebar melalui gigitan hewan yang terinfeksi, termasuk kucing. Namun, vaksinasi rabies yang tepat dapat mencegah infeksi pada manusia.

Campylobacteriosis

Campylobacteriosis adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan diare, mual, muntah, dan demam. Kucing dapat membawa bakteri ini dalam tinja mereka. Namun, infeksi pada manusia jarang terjadi dan dapat dicegah dengan mencuci tangan secara teratur.

Salmonellosis

Salmonellosis adalah infeksi bakteri yang menyebabkan diare, mual, muntah, dan demam. Kucing dapat membawa bakteri ini dalam tinja mereka. Namun, risiko terinfeksi rendah dan dapat dicegah dengan mencuci tangan secara teratur.

Bartonellosis

Bartonellosis adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Bartonella henselae. Kucing adalah inang utama bakteri ini dan dapat menularkannya ke manusia melalui gigitan atau garukan. Namun, infeksi pada manusia jarang terjadi dan kebanyakan tidak menunjukkan gejala apa pun.

Dermatophytosis

Dermatophytosis, atau yang lebih dikenal dengan istilah kurap, adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur. Kucing dapat membawa jamur ini pada kulit mereka dan dapat menularkannya ke manusia melalui kontak langsung. Namun, risiko terinfeksi rendah dan infeksi dapat diobati dengan obat antijamur.

Tidak hanya Toxoplasmosis, Cat Scratch Disease (CSD) juga merupakan salah satu penyakit yang dapat ditularkan dari kucing ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae yang biasanya ditemukan pada kutu yang hidup pada kucing.

Tanda-tanda CSD pada manusia biasanya muncul dalam waktu 3-14 hari setelah terkena goresan atau gigitan kucing yang terinfeksi. Gejala awalnya mirip dengan flu, seperti demam, sakit kepala, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan. Beberapa hari kemudian, gejala ini akan diikuti dengan pembengkakan kelenjar getah bening di dekat gigitan atau goresan kucing tersebut. Selain itu, dapat terjadi ruam kulit yang terasa gatal pada area yang terinfeksi.

Meskipun CSD jarang menyebabkan komplikasi serius, namun pada kasus yang jarang terjadi, infeksi dapat menyebar ke organ lain seperti hati, mata, dan otak. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengobati infeksi CSD dengan antibiotik yang tepat.

Untuk mencegah penyebaran CSD, penting untuk menjaga kebersihan kucing Anda dan menghindari gigitan atau goresan dari kucing yang tidak dikenal atau terinfeksi. Pastikan juga kucing Anda bebas dari kutu dengan menggunakan obat kutu yang tepat dan teratur membersihkan lingkungan tempat kucing Anda tinggal.

Kesimpulan


Jika Anda terkena gigitan atau goresan kucing dan mengalami gejala-gejala seperti demam atau pembengkakan kelenjar getah bening, segera konsultasikan dengan dokter Anda. Dokter mungkin akan melakukan tes darah atau biopsi kelenjar getah bening untuk memastikan diagnosis CSD dan memberikan pengobatan yang tepat.


Tanda-tanda bahwa seseorang telah terinfeksi penyakit dari kucing dapat bervariasi tergantung pada jenis penyakitnya. Beberapa tanda dan gejala umum yang dapat terjadi pada orang yang terinfeksi penyakit kucing termasuk demam, mual, muntah, diare, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Beberapa jenis penyakit kucing, seperti toksoplasmosis, dapat menyebabkan keguguran atau cacat pada janin jika ibu hamil terinfeksi.

Selain itu, beberapa jenis penyakit kucing dapat menyebabkan masalah pernapasan pada manusia, seperti asma dan alergi. Alergi terhadap kucing sangat umum dan dapat menyebabkan gejala seperti bersin, mata berair, dan ruam kulit.

Tetapi jangan khawatir, ada cara untuk mencegah penyebaran penyakit kucing ke manusia. Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air setelah bersentuhan dengan kucing atau area yang terkontaminasi kotoran kucing.
  2. Selalu membersihkan kotak kucing secara teratur dengan sarung tangan dan masker.
  3. Jangan biarkan anak-anak kecil bermain dengan kucing tanpa pengawasan dewasa.
  4. Jika Anda sedang hamil, hindari membersihkan kotak kucing dan biarkan orang lain yang tidak sedang hamil yang melakukannya.
  5. Pastikan kucing Anda mendapat perawatan kesehatan yang baik dan mendapatkan vaksinasi yang diperlukan.
  6. Jangan biarkan kucing makan makanan mentah atau tidak dimasak dengan baik, seperti daging mentah atau ikan mentah.
  7. Pastikan bahwa kucing Anda tidak terinfeksi parasit seperti kutu atau cacing, karena parasit tersebut dapat menyebar ke manusia.


Dengan melakukan tindakan pencegahan yang tepat, Anda dapat membantu melindungi diri dan keluarga dari penyebaran penyakit kucing. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau dokter hewan jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang kesehatan Anda atau kucing Anda.

Admin